• 29/06/2020
bentar

7 Warna Pelangi #37

Sang Pencinta oleh :Usep Saepullah Tema acara perpisahan besok adalah ‘Kalian adalah umat terbaik’, ustadz Entang Muchtar yang akan menyampaikan pidatonya dalam acara perpisahan itu. Aku tersenyum, wajah sangar tapi berhati lembut, kubayangkan Umar Ibn Khattab dulu pasti seperti beliau. Ustadz Entang selalu berceramah dengan bahasa Sunda, diselingi celetukan-celetukan humor yang membuat hadirin tersenyum, bahkan…

Read More

7 Warna Pelangi #36

Malam Terakhir oleh : Usep Saepullah Tangan Irvan cekatan menggunting lembaran kertas scotlite berwarna kuning, jemarinya terlihat lihai memainkan gunting, mengikuti lekukan sudut dan lubang huruf, selihai ia menyanyikan lagu ‘Begadang’ yang mengalun dari tape recorder kecilnya. Begadang jangan begadang, kalau tiada artinya Begadang boleh saja, kalau ada perlunya Begadang jangan begadang, kalau tiada artinya…

Read More

7 Warna Pelangi #35

Ternyata Belajar itu Menyenangkan oleh : Usep Saepullah Sisa hariku di pesantren hanya tinggal beberapa bulan, aku akan mempergunakan sisa waktu itu sebaik-baiknya, aku harus terus mencari ilmu dan menimba pengalaman sebanyak-banyaknya dari berbagai macam karakter teman-temanku, bukan lagi mengejar ranking seperti dulu. ”Ayo Sep, kita let’s go?” Gaya sekalli Iwan ketika ia berteriak mengajakku…

Read More

7 Warna Pelangi #34

Orderan Besar oleh : Usep Saepullah Sebelumnya, malam hari begitu kaku bagiku. Aku sering mengasingkan diri ke kelas untuk mengulang pelajaran. Malam yang sangat membosankan. Kini, malam-malamku begitu menakjubkan. Obrolan-obrolan kami yang sepintas lalu terdengar tidak tentu arah itu, ternyata sering memberikan hikmah. Malam ini, ketika kami sedang ngobrol di lantai beralaskan karpet hijau seperti…

Read More

7 Warna Pelangi #33

Dogma Sesat itu Bernama Ranking oleh : Usep Saepullah Aku masih ingat betul ketika aku duduk di kelas satu Sekolah Dasar, waktu itu pembagian raport pada catur wulan pertama. Pada halaman sebelah kanan kolom atas terdapat satu kata dengan satu angka, diiringi kalimat perintah. Ranking 2 Tingkatkan prestasimu…! Aku tersenyum meskipun tidak tau makna tulisan…

Read More

7 Warna Pelangi #32

Indahnya skenario Allah oleh : Usep Saepullah Indahnya skenario Sang Maha Kuasa. Tiba-tiba muncul keinginanku ikut camping ke gunung Galunggung untuk kedua kalinya. Setelah yang aku rasakan penderitaan pada camping pertama dulu. Agaknya secara logika, tidak mungkin aku ikut ke gunung untuk kedua kalinya. Tapi, itulah skenario Allah. Di kawah gunung Galunggung aku bertemu makhluk…

Read More

7 Warna Pelangi #31

Ikuti Kata Hati oleh : Usep Saepullah Aku menarik nafas dalam-dalam lalu melepaskannya perlahan. Lega. Kiranya Zaki lah makhluk yang keluar tengah malam itu. Ia mengenakan peci berwarna coklat yang ukurannya pas kepala sehingga terlihat botak dalam siluet. Otot pundak yang besar itu ternyata sajadah yang ia sampirkan di lehernya. Ia mendekapkan kedua tangannya hingga…

Read More

7 Warna Pelangi #30

Bayangan Hitam oleh : Usep Saepullah Jam dua dini hari, itu kutahu dari jam dinding milik Purnomo yang menempel tepat di dinding atas pintu. Hebat, dalam gelap jarum jam itu seperti terlihat menyala. Jarum jam itu pasti terbuat dari bahan penyerap cahaya, jika sekeliling gelap, maka cahaya itu akan dilepas kembali. Purnomo memang selalu memiliki…

Read More

7 Warna Pelangi #29

Saddam Husein oleh : Usep Saepullah Maka kawan, agar kawan tidak menebak-nebak siapa Saddam Husein yang sebenarnya, mari kuceritakan kisahnya. Nama asli santri yang agak nyentrik ini Ujang Syamsuddin, kami memanggilnya Ujang Saddam, kadang Saddam Husein. Aku tidak pernah tahu, siapa nama bapaknya, ibunya, adiknya, kakaknya, apalagi om dan tantenya. Mengenal namanya saja sudah untung.…

Read More

7 Warna Pelangi #28

Surat oleh : Usep Saepullah Surat yang dititipkan lewat ayah itu, kuselipkan di dalam lemari, di antara baju-baju yang tertata rapi. Selama aku di Garut, belum sepucuk suratpun kuterima. Sebenarnya aku mengharapkan kedatangan surat dari seseorang, meskipun itu tidak mungkin terjadi. Setidaknya aku mendapatkan surat dari Sulaeman, teman dekatku. Tapi itu juga tidak mungkin terjadi,…

Read More

7 Warna Pelangi #27

Kabar dari Ayah oleh : Usep Saepullah Sebulan kemudian setelah liburan semester, aku sudah kembali lagi ke pesantren. Sejak aku mulai mempedulikan ranking lagi, rasanya hari-hari membosankan itu kembali lagi. Seperti waktu di pesantren lama. Belajar terasa tidak lagi menyenangkan. Aku mulai stres. Minggu, jam dua siang, tengah hari, matahari sangat menyengat. ketika aku sedang…

Read More

7 Warna Pelangi #26

Ujian Semester oleh : Usep Saepullah Teguran ustadz Dzul Qarnain menghentakkan kesadaranku. Aku merasa seperti terlempar dari alam mimpi ke alam nyata. Purnomo, Iwan, dan semua temanku di Negeri Atap Awan bagaikan tokoh-tokoh imajinasi yang ada dalam khayal saja. Aku terhipnotis, aku merasa tersihir, tapi aku merasa bahagia sekali hidup di alam mereka. Aku harus…

Read More

7 Warna Pelangi #25

Teguran Pahit oleh : Usep Saepullah Seingatku, aku tidak pernah dipanggil satu kalipun ke ruang guru. Tapi hari ini aku dipanggil ustadz Dzul Qarnain untuk ke sana. Sebenarnya aku sering melihat beberapa santri dipanggil ke ruang guru, biasanya mereka hanya diminta tolong untuk mengerjakan sesuatu. Meskipun aku sudah berusaha berbaik sangka, tapi tetap tidak bisa…

Read More

7 Warna Pelangi #24

Pencurian Jaket oleh : Usep Saepullah Kami pura-pura memeriksa gembok pintu gerbang ketika kulihat seorang santri lewat menuju masjid. Tindakan kami tidak mencurigakan, karena Purnomo memang sudah terbiasa melakukan patroli. Semoga malam itu kami disangka sedang patroli dan sedang mengecek pintu gerbang. Kami berjalan sangat santai, seolah tidak terjadi apa-apa, obrolan kami yang ketika di…

Read More

7 Warna Pelangi #23

Belajar dari Jet Lee oleh : Usep Saepullah Umumnya para kutu buku. Setiap melihat huruf, bawaannya selalu ingin mengeja, setiap melihat buku maunya ingin membuka, setiap melihat koran atau majalah nalurinya ingin membaca. Dengan catatan, hurufnya masih bisa terbaca, serta bahasanya masih bisa dimengerti. Hal itu terjadi juga padaku. Siang ini, menjelang sore, aku melihat…

Read More

7 Warna Pelangi #22

Kryptonite oleh : Usep Saepullah Hari sabtu, seminggu setelah Iedul Adha yang jatuh pada hari yang sama. Sabtu 21 Mei 1994. Tidak terasa libur yang cukup panjang sudah selesai. Santri-santri dari berbagai daerah mulai berdatangan sejak hari jum’at kemarin, bahkan santri yang berasal dari luar pulau Jawa sudah datang sejak Kamis. Pesantren kembali ramai seperti…

Read More

7 Warna Pelangi #21

Pengrajin Kulit oleh : Usep Saepullah Iwan Kurniawan, contoh produk asli urang Sunda. Telisik saja namanya, ada pengulangan vocal ’wan’ di kedua namanya. Awalnya, kukira santri berambut landak itu keturunan chinese, karena matanya yang sipit dan kulitnya yang putih, tapi, begitu aku berkunjung ke rumahnya, prasangka itu pupus. ”Subhanallaah!!” Sungguh, di rumah Iwan ini, telah…

Read More

7 Warna Pelangi #20

Teori Nama oleh : Usep Saepullah Berbicara tentang nama, sebenarnya mudah sekali menebak seseorang itu berasal dari tataran Sunda atau bukan. Cukup perhatikan saja namanya, maka kawan akan menemukan jawabannya. Mari kuperkenal teori nama Sunda yang akan membuat kawan terkagum-kagum akan kecerdikan orang Sunda, atau mungkin kawan akan tertawa terpingkal-pingkal karena teori ini dianggap mengada-ada.…

Read More

7 Warna Pelangi #19

Purnomo oleh : Usep Saepullah Cerita masa kecil Purnomo sangat menakutkan, benar-benar membuatku merinding, penuh dengan kisah-kisah mistis. Jauh berbeda dengan masa kecilku, kisah-kisah mistis hanyalah sebaris dongeng agar kami takut dan menurut. Bola api santet merupakan pemandangan biasa baginya, pertarungan dengan berbagai macam jenis makhluk halus pernah ia lakoni, salah satunya kisah pertarungannya dengan…

Read More

7 Warna Pelangi #18

Pocoooong !!! oleh : Usep Saepullah Malam Jum’at Kliwon jam 11 malam. Malam ini begitu dingin, jaket tebalku hanya mampu membuat badanku sedikit hangat. Hawa dingin sesekali terasa menembus jaketku. Aku dan Purnomo berjalan menelusuri jalan tanah. Gelap, hanya cahaya purnama yang menerangi jalan. Setiap malam jum’at aku dan beberapa temanku berlatih beladiri di luar…

Read More